Laju Sepeda "SD" Ku

<

Tahun 1992 dimana saya mulai menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Pilar Barat yang sekarang telah berubah nama menjadi SDN 06 Karang Asih, teringat ketika saat itu saya berangkat ke sekolah dari kelas 2 SD (kelas 1 masih diantar jemput oleh orang tua dengan sepeda) dengan berjalan kaki, jarak dari rumah ke sekolah memang tidak terlalu jauh tidak seperti mereka yang berada di pedalaman kalimantan yang harus menempuh beberapa km untuk bisa sampai ke sekolah.

Setelah dari kelas 2 SD sampai kelas 3 saya berjalan kaki, kini (kelas 4) saya menggunakan sepeda model BMX yang saat itu sedang tren (walaupun bukan merek asli BMX), kiranya saat-saat itu adalah tahun 1996 dimana saya berangkat sekolah dengan lenggang mengendarai sepeda di jalur menuju sekolah saya tanpa takut tersenggol kendaraan bermesin dan beroda 4/2 yang saat ini sudah sesak menjejali jalan-jalan di ibu kota bahkan di pedesaan, memang pada saat itu rata-rata di jalan menuju sekolah saya yang ada itu becak, sepeda dan gerobak tukang sayur, kendaraaan bermesin dan beroda 4/2 masih sangat jarang, karena harganya yang relatif masih mahal / daya beli masyarakat yang masih di bawah standar.

Kurang lebih 3 tahun saya berangkat sekolah mengendarai sepeda kebanggaan saya yang saat ini saya sendiri sudah tidak tahu dimana sepedah usang itu, sepeda yang senantiasa menemani saya agar tidak terlambat memberi salam selamat pagi kepada ibu guru di sekolah.

Masa-masa itu terasa begitu cepat berlalu hingga pada hari ini 13 tahun semenjak saya lulus sekolah dasar, kini saya mengajar di Madrasah Aliyah Negeri yang letaknya bersebelahan dengan SD saya dulu.
Ketika saya berangkat pergi mengajar saya sering melihat anak-anak SD itu diantar jemput oleh orang tuanya, bahkan ada yang berangkat mengendarai sepeda sendiri sama seperti saya dulu.
Apakah sama dengan saya dulu ? pasti berbeda, saat ini mereka mengendarai sepeda dengan bayang-bayang kendaraan-kendaraan bermesin dan beroda 4/2, hiruk pikuk pagi hari di kota memang sudah terbiasa sejak beberapa tahun lalu, tapi hiruk pikuk itu kini bukan milik perkotaan saja, bahkan gang kecil bernama gang H. Sarbat pun kini di jejali hiruk pikuk kendaraan bermesin dan beroda 4/2, hal ini dikarenakan gang sering dijadikan jalan pintas (jalan tikus) para pengendara, berbeda sekali dengan saya dulu yang bisa melenggang cepat menuju sekolah dengan sepeda khas BMX, kini anak-anak SD itu kadang ikut menikmati macet di persimpangan gang dan harus sangat berhati-hati melenggang di jalan agar tidak terjadi kecelakaan.

Pertumbuhan kawasan industri dan perumahan membawa arus urbanisasi ke cikarang, semakin banyak orang-orang di daerah yang mengadu nasib bekerja di kawasan industri, dari tahun ke tahun semakin banyak pabrik-pabrik berdiri dan semakin banyak pula lahan-lahan kosong yang di jadikan perumahan, selain itu tingkat pertumbuhan kendaraan saat ini sekitar 15 persen setiap tahunnya (vivanews.com) yang memaksa Cikarang menjadi kota yang sibuk dengan lalu lalangnya kendaraan di pagi hari, seperti jakarta, ya ... memang seperti itulah cikarang saat ini, penuh dengan kendaraan di jam-jam tertentu.

Entah seperti apa rupa cikarang 10 tahun lagi? 20 tahun lagi? 30 tahun lagi? akan semakin padatkah ?

yang pasti saya sangat beruntung bisa menikmati lengangnya jalan-jalan di cikarang 13 tahun lalu bersama becak dan gerobak tukang sayur dengan sepeda khas BMX saya.

6 comments:

Romdhoni mengatakan...

cikarang ku malang cikarangku sayang.. makin hari makinmacet... saya juga rindu bang jaman sekilah SD yang masih banyak sawah, sekarang banyak pabrik dan perumahan :(

Helmy mengatakan...

yahh begitulah cikarang, semakin banyak pabrik dan polutan

isabel mengatakan...

ummmm cetitanya........ sedih.....salam kenal..

isabel mengatakan...

sorry ketik salh soalx ngantuk....heheheee

fahmirisdan mengatakan...

mantap ceritanya bang, sedih ahaha

Helmy mengatakan...

terimakasih sudah mampir :)

semua itu hanya tinggal kenangan sekarang di tengah hirup pikuknya cikarang :(

Posting Komentar